Aku Benci dan Ini yang Terakhir
Aku benci, saat aku harus rindu sendiri. Benar-benar gila. Ku pikir tanpamu aku bisa melewati ini semua. Bisa memang tapi aku masih tertatih. Tertatih untuk kembali padamu atau harus menyusuri jalan sepi dengan seorang diri. Sebenarnya tidak sepi, aku saja yang selalu merasa itu seperti kota mati. Lalu, ku putuskan untuk tertatih kembali padamu. Berharap bisa mengulang dari awal, tetapi yang ku dapat hanyalah sebuah kisah yang semakin menyayat hatiku. Aku benci, saat aku menyadari bahwa kita bukan lagi sepasang insan yang saling mencari. Namun, kita adalah sebuah nada yang tidak pernah menemukan notnya. Bersuara namun tidak bermakna. Ah, mengapa ada pertemuan bila ada perpisahan? Aku benci, saat aku masih sibuk mengawasi dirimu yang bahkan dirimu tak ingin lagi mengenal diriku. Aku bertanya pada diri sendiri, mengapa aku masih sibuk mencintai segala kehampaan? Aku tidak mengerti apa yang ada di dalam otak ini dan apa yang membuat semua kenangan ini seperti berputar-putar saja di p...