Film Joker: Kita Semua Hanyalah Badut di Hidup Kita Sendiri
sumber: IMDb |
sumber: IMDb.com |
Film Joker besutan sutradara Todd Phillips ini merupakan latar belakang dari seorang tokoh Joker yang memang tidak digambarkan secara jelas mengapa dia menjadi seorang badut yang psikopat yang menjadi musuh dari Batman ini. Jadi, kalau kamu mencari cerita tentang superhero, di mana kamu akan terkagum dengan tokohnya, plis ini bukan. Film ini menceritakan bagaimana karakter Joker bisa terbentuk, jadi siapkan tisu dan hati yang kuat karena film ini begitu "dark".
SPOILER ALERT!!!
Bercerita tentang seorang cowok bernama Arthur Fleck yang berprofesi sebagai agen badut yang menyediakan jasa badut untuk berbagai kegiatan seperti penghibur rumah sakit anak, penari acara ulang tahun, dan juga sebagai penyambut toko. Tapi sayang, banyak orang yang membully-nya lantaran dia yang begitu lemah. Arthur juga memiliki penyakit yang disebut Pathological Laughter and Crying atau yang dikenal dengan Pseudobulbar effect yang sering membuatnya tertawa padahal tidak ada hal yang lucu di sekitarnya. Hal-hal yang dialami oleh Arthur ini membuat dirinya tidak disukai orang-orang di sekitarnya karena dia dinilai aneh oleh kebanyakan orang. Arthur sering mengatakan bahwa Ibunya lah yang bilang bahwa dirinya adalah pembawa kebahagiaan di sekitarnya sehingga dia selalu ingin menghibur orang banyak. Arthur pun begitu menyayangi Ibunya yang sudah tua dan penyakitan.
sumber: IMDb.com |
Singkat cerita, seorang kawan Arthur, Randall, memberinya sebuah pistol untuk melindungi dirinya ketika dijahati oleh orang lain. Arthur awalnya berpikir bahwa Randall baik ingin membantunya karena memiliki pistol untuk warga sipil adalah tindakan illegal dan Randall pun berjanji dia tidak akan mengkhianati. Arthur pun selalu membawa pistol tersebut ke mana pun dia pergi sampai saat dia sedang menjadi badut di rumah sakit anak, tak sengaja ia menjatuhkan pistol dari kantongnya, Arthur pun kehilangan pekerjaannya menjadi seorang badut di rumah sakit anak. Dia pulang dengan naik kereta bawah tanah, dan tidak sengaja satu gerbong dengan 3 orang karyawan dari Wayne Enterprises, pemilik dari pengusaha Thomas Wayne yang saat itu dicalonkan sebagai walikota Gotham City. Di sana dia melihat bahwa 3 karyawan tersebut menggoda salah satu penumpang wanita dan saat itu pula, penyakit dari Arthur yang suka tertawa pada hal yang tidak lucu itu kambuh. Hal ini membuat para karyawan tersebut kesal karena merasa Arthur menertawakannya yang berujung pada pemukulan pada Arthur. Arthur yang saat itu panik pun menembakkan pistol ke para karyawan muda tersebut dan membuat Gotham City geger karena hal tersebut. Begitu banyaknya perlakuan tidak enak pada dirinya membuat Arthur berubah menjadi orang yang menyeramkan dan tentunya lebih baik kalau kamu tonton saja film Joker ini.
sumber: IMDb.com |
Review yang saya bisa berikan dari film ini adalah film ini begitu 'gelap'. Bukan, bukan karena filmnya kekurangan lighting tapi karen ceritanya yang begitu suram. Dari film tersebut, saya bisa menyimpulkan bahwa kita jangan pernah menyepelekan mental illness yang dialami seseorang. Rasanya, saya pengen peluk Arthur Fleck yang merasa beban hidupnya yang begitu berat dan kenyataan yang ia alami dalam hidupnya, sambil nyanyi lagu Tipe-X , Percayalah padaku mesti di gelap malam, kamu nggak sendirian~ Arthur yang mengalami hidup yang begitu berat, tertekan, tersiksa dengan keadaan, membuat dirinya berubah dari yang tadinya menyikapi hidup dengan senyuman, menjadi tertawa dengan ironi. Saya yang mendengar bagaimana Joker tertawa saja membuat saya merasakan bahwa sebenarnya ini kita semua badut, yang menertawakan kenyataan yang begitu pahit ini.
sumber: IMDb.com |
Untuk peran, Joaquin Phonex ini luar biasa mendalami perannya sebagai Joker. Sejujurnya, saya belum pernah menonton film The Dark Knight yang mana Heath Ledger yang berperan sebagai Joker. Jadi, saya tidak bisa membandingkan perannya tapi saya bisa merasakan bagaimana kesedihan, kepedihan, menjadi seseorang yang begitu menyedihkan disakiti oleh kenyataan. Ya, Phoenix dengan baik memberikan gambaran Joker yang menyedihkan dengan penyakit tertawanya, tidak mengherankan bahwa Phoenix ternyata banyak melihat video tentang seseorang pengidap penyakit PLC tersebut. Pantas saja begitu terasa nyata dan menyedihkan tertawanya. Phoenix juga bukan aktor sembarangan, walaupun dia belum pernah memenangkan Oscar, tapi dirinya selalu masuk nominasi Best Actor. Dan mungkin saja dia akan memenangkan Oscar dengan perannya sebagai Joker ini.
sumber: IMDb.com |
Jujur saja sih, setelah menonton film ini, saya masih merenungkan bagaimana perlakuan seseorang itu dapat mempengaruhi karakter seseorang. Tertawa Joker ini membuat saya merasa sedih bahwa sebenarnya banyak orang di luar sana yang menutupi kesedihan dari kenyataan dengan canda dan tawa di media sosialnya. Sekali lagi, kita semua tidak lebih dari seorang badut dalam hidup kita sendiri. Ada salah satu adegan favorit saya ketika Joker sedang bercerita tentang kesedihannya pada psikolognya dan psikolognya malah memotong pembicaraannya yang membuat Joker berkata, "Sebenarnya kamu tidak mendengarkan apa yang aku bicarakan, kan? Kamu hanya sibuk bertanya 'bagaimana hidupku?' 'Apa yang kamu rasakan hari ini?' Saat aku mengatakan bahwa aku hanya merasakan kesedihan dalam hidupku, kamu seperti tidak mendengarkan. Aku saja masih bertanya-tanya, apakah aku benar-benar ada?" Dan benar saja, saya seperti tertampar bahwa sejatinya nggak ada orang yang benar-benar peduli, mereka hanya kepo :(
Tak lupa, soundtrack yang disuguhkan juga keren-keren kok. Rata-rata musik tahun 60 dan 70-an. Dan yang begitu berkesan sih lagu Frank Sinatra yang berjudul That's Life. Itu sangat menggambarkan cerita dari seorang Joker sih dan menjadi penutup di scene terakhir yang membuatmu tercengang. Saya nggak mau spoiler deh.
sumber: IMDb.com |
Nilai untuk film ini adalah 8,5/10
Intinya, film ini begitu suram tapi banyak menyimpan pesan moral di dalamnya. Salah satu pesan moral yang saya bisa petik adalah bahwa sebenarnya semua orang itu terlahir baik tapi yang membuat jahat adalah lingkunganya yang memang jahat. Satu pesan lagi, film Joker ini NGGAK ADA post-creditnya, jadi nggak usah ditungguin ya! Kasian itu mbak/mas yang mau benahin studionya. So, let put a smile on that face before it's gone!
Komentar
Posting Komentar